Ternyata Komputer Milik Google Melempem


     Kemampuan komputer kuantum milik Google dan NASA kembali dipertanyakan setelah gagal melalui tes yang dilakukan oleh beberapa fisikawan.
Pada awal tahun ini Google dan NASA diketahui memamerkan komputer kuantum bernama "D-Wave System" karena diklaim berhasil membukukan kecepatan kalkulasi spektakuler hingga 35.000 kali lebih cepat ketimbang komputer konvensional.
Tetapi sebuah tim lain berhasil membuktikan jika ternyata D-Wave memiliki kecepatan yang sama dengan komputer-komputer rumahan di luar sana. Tim yang berasal dari institut teknologi asal Swiss mengatakan jika tak ada tanda-tanda adanya pertambahan kecepatan karena teknologi mekanika kuantum.
Menggunakan basis kerja berdasarkan mekanika kuantum, D-Wave diharapkan mampu melakukan kalkulasi dalam jumlah yang sangat besar sekaligus. Karena tidak seperti kebanyakan komputer yang menggunakan bit (unit dasar dalam sistem komputasi) 0 atau 1, komputer kuantum memungkinkan penggunaan bit 0, 1 dan keduanya, Wired (19/6).
Matthias Troyer sebagai salah satu peneliti dalam tim tersebut menyatakan jika D-Wave sempat mencatatkan kecepatan 5 kali lebih baik dari komputer biasa, tapi hal tersebut tidak bertahan lama. Karena tim kembali menemukan masalah yang menyebabkan D-Wave mengalami penurunan kecepatan hingga 100 kali lebih lambat dari pada komputer biasa.
Menurut New Scientist (19/6), permasalahan D-Wave terletak pada tes yang diberikan padanya. Tes tersebut diibaratkan sebagai sebuah bukit, komputer biasa harus dipaksa mendaki hingga puncak untuk sampai ke lembah di balik bukit tersebut. Bedanya, komputer kuantum D-Wave bisa dengan mudah membuat terowongan menembus bukit tersebut untuk sampai tempat yang sama. Akan tetapi sampai saat ini tes yang dilakukan oleh peneliti belum mampu memaksa D-Wave untuk melakukan sebuah kalkulasi yang tunjukkan kemampuan aslinya.
D-Wave sejatinya adalah komputer kuantum 'raksasa' yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan teknologi asal Kanada. Dengan harga selangit yang dibanderolkan padanya (sekitar USD 1,5 juta atau Rp 18 miliar), Google dan NASA harus patungan membeli D-Wave generasi kedua itu.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »